MANUSIAHANYA BISA BERENCANA NAMUN TUHANLAH YANG MENENTUKANNYA/CERITA TKW HONGKONGassalamualaikum teman sllu di beri ksehatan dan sllu
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kata itu gampang dan sangat ringan untuk di ucapkan, namun di balik gampang dan ringan untuk diucapkan memiliki arti yang amat dalam, "..Dengan Izin Allah.." ya begitulah artinya, dari atinya pun sangat simple tapi pemaknaannya sangat dalam tak sedangkal pengucapannya. Segala sesuatu di dunia ini bahkan di Alam semesta ini tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya. Dia lah yang maha berkehendak. kalau di kantor-kantor, kita bisa analogikan, segala sesuatu yang terjadi di kantor harus seizin atasan/manager yang mempunya otoritas tanggung jawab, dan inipun kadangkala banyak kejadian yang terjadi tanpa sepengetahuan atau izin atasan/Manager, bahkan hal yang negatifpun kadang tak terpantau oleh mereka. Tak ada yang luput dari pandangan Allah semuanya dalam gengamannya, jumlah butir pasir di muka bumi inipun Allah mengetahuinya, saya sedang menulis tulisan inipun Allah mengetahuinya. jangankan yang tersurat yang tersirat tersembunyi dalam lubuk hati kitapun Allah pun mengetahuinya. Dia lah Allah, tak ada yang luput dari pandangan-Nya. Kita manusia kadang lupa akan adanya yang Maha Melihat, Maha Mendengar,dan Maha Kekehendak. Seolah-olah kita hidup dan melangkah di muka bumi ini kita yang mengatur dan kita yang mengedalikan, padahal tidaklah demikian karena segala sesuatu itu telah di rancang oleh Allah jauh sebelum kita dilahirkan atau kata pak Uztad bilang Zaman Azali zaman yang tidak ada awalnya, ibarat komputer segala sesuatu telah diprogram ya..tinggal running aja. karena segala suatu telah ada Qadha dan Qaddar-Nya. " yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaanNya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya". QS .Al-Furqan ayat 2. Saya teringat cerita teman saya, dikisahkan ada sorang bapak kepala keluarga yang hidup mewah, bapak tersebut seorang pejabat dari sebuah kantor pemerintahan, hidup berweh-mewahan membuat bapak itu lupa akan jati dirinya sebagai ciptaan Allah. segala sesuatu yang ia ingin miliki pasti bisa ia miliki, bahkan pengeluarannya cost of life/biaya hidup dari keluarganya lebih besar dari pendapatan income resmi dari bapak itu, tapi semua itu bisa diatasi oleh si bapak, bahkan masih bisa punya deposito lagi. Di balik gagah dan hebatnya si bapak ada sosok istri yang soleh tidak sperti kebanyakan istir pejabat lainya, si ibu ini justru sebaliknya sangat takut hal-hal yang berbau dosa, walaupun sang suami yang gampang marah dan selalu mementingkan urusan dunia hedonisme, si ibu tetap bersabar dan kadang kala harus bersimpu di hadapan Allah, tempat satu-satunya untuk mengadu. si ibu kadang miris dengan apa yang di hadapinya, sesekali ia meragukan kehalalan rezeki yang di dapat suaminya, ia sadar betul bahwa bukan dari makanan yang bergizi saja yang membuat keluarganya sehat, tapi bagaimana cara mendapatkan rezeki untuk membeli makan sehat itu lebih diutamakan halalan thoyibah. pada suatu hari si bapak akan berangkat ke luar kota untuk menemui rekanan kantornya, " mami, besok papi mau berangkat ke luar kota mau menemui rekanan kerja papi, mungkin dua hari papi di sana", kata si bapak. " ya ..Insya Allah papi " si ibu mendoakan dengan nada yang lembut. "ah..ini bukan Insya Allah lagi, tiket sudah dibeli...,semunya sudah di atur sama rekanan kantor papi, papi tinggal berangkat aja lagi", si bapak menjelaskan. "bukan begitu pi, siapa tau besok gak jadi berangkat, kan kita berencana tapi Allah yang memutuskan" imbuh si ibu. "oh...jadi mami tidak suka papi berangkat, mami harusnya mendukung papi, papi banting tulang hilir mudik hanya semata mencari uang mi, demi keluarga kita", dengan nada yang tinggi si bapak kelihatan si ibu pun nampak kelimpungan dengan nada bicara si bapak yang mulai marah sambil berkata " iya pi, mami mendukung usaha papi, maaf kan mami pi".. Besok harinya si bapak sangat sumeringah, nampak sangat senang sekali sibapak akan berangkat jam 10 pagi ini sebelunya akan ke kantor terlebih dahulu, tapi setelah tiba di kantor si bapak terkejut sekali, orang kejaksaan telah menunggunya untuk di bawa kekejaksaan untuk dimintakan keterangan atas adanya penyimpangan dana dan proyek yang tak sesuai standar ada dugaan korupsi yang dilakukan sang Bapak, si bapak itu sempat berkilah dan meronta untuk di bawa ke kejaksaan, ia mengatakan bahwa saya ada tugas keluar kota, dan meminta untuk ditunda karena pesawat yang akan membawanya segera berangkat. setelah dibawa ke kejaksaan untuk diperiksa si bapak sempat melihat televisi ada berita tentang berita Jatuhnya pesawat, semua Crew dan penumpang pesawat tewas semua. Nampak muka si bapak berubah semakin pucat, lama-kelamaan mulai butiran-butiran air mata nampak mengalir dari raut mukanya yang putih memucat seraya berucap " ya Allah memang semua Engkau yang kendalikan ya Allah, ampunilah hambaMu yang sombong ini ya Allah, segala sesuatu tak ada yang tak luput dari pandangan-Mu ya Allah, terima kasih ya Allah Engkau masih beri aku hidup ya Allah, akan ku gunakan waktu ku sebaiknya ya Allah" lantas si bapak bersujud di lantai kejaksaan, dan orang di kejaksaan pun heran, ada apakah gerangan dengan si bapak?. Dan si bapak menjelaskan ke pada orang di sekelilingnnya "saya sangat bersyukur sekali telah di bawa bapak kemari, ini adalah kehendak-Nya, kalau bapak tidak datang tadi pagi untuk menjemput saya, pastilah saya akan bersama orang-orang yang tewas dalam pesawat itu" ternyata pesawat yang jatuh itu adalah pesawat yang harusnya di naiki oleh sang bapak keluar kota. Maha besar Allah dengan segala kehendak-Nya. Manusia adalah hamba yang dhoif lemah, sepatutnya lah kita berserah diri kepada Allah atas segala sesuatu yang kita kerjakan. kita boleh punya rencana, tapi yang paling akhitr menentukan ialah Allah Azawazalah. Insya Allah memang dangkal dalam pengucapan tapi sangat dalam artinya. semoga cerita tulisan saya ini bermanfaat, insya Allah....., Amin... Lihat Humaniora Selengkapnya
TikTokvideo from Asep Hermawan (@asep.hermawan96_): "Manusia hanya bisa berusaha, berencana, sabar, dan tawakal. Selebihnya ALLAH SWT lah yang menentukan #pejuangrupiah #pejuangamplopcoklat #pejuanghitamputih". TAK INGIN USAI SADVIBES VERSION.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID IizVtrAsy91fjxkW6Mw0-CBAUmDuvMq6kJch_CgZgDgFiaqeljj9Zw==
Manusiamemang hanya bisa berencana, tetapi Tuhan yang menentukannya. Semua berawal dari hari itu, tanpa sadar kita selalu bersama, berbagi cerita, suka dan duka, bahkan saling mengenal keluarga dan memahami sifat masing-masing. Sahabat. Kita selalu bersembunyi dibalik kata itu. Kamu tahu, alasanku tak memintamu untuk lebih dari sahabat?
Manusia Hamba yang Terhormat Manusia adalah makhluk Allah azza wa jalla yang paling terhormat di muka bumi ini karena Allah azza wa jalla mengangkat martabat mereka serta memosisikan pada tempat yang tinggi dan terhormat di hadapan makhluk yang lain, memuji dan menyanjung mereka dalam banyak kesempatan. Merekalah yang telah dinobatkan oleh Allah azza wa jalla untuk mengurus urusan dunia ini di hadapan para malaikat. “Dan ingatlah di saat Rabbmu berkata kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku akan menjadikan khalifah di muka bumi’.” al-Baqarah 30 Para malaikat dengan keterbatasan ilmunya tentang manusia seraya berkata, “Apakah Engkau akan menjadikan di atasnya orang yang akan melakukan perusakan dan melakukan pertumpahan darah?” al-Baqarah 30 Ini adalah batas ilmu para malaikat tentang manusia yang akan diciptakan oleh Allah azza wa jalla di muka bumi, dan mereka bermaksud menyucikan dan mengagungkan Allah azza wa jalla dari hal seperti itu. Mereka memberitakan bahwa mereka adalah makhluk yang taat kepada Allah azza wa jalla dan bebas dari perbuatan merusak, dan mereka mengatakan, “Dan kami menyucikan dengan memuji Engkau dan membersihkan Engkau.” al-Baqarah 30 Allah azza wa jalla menjelaskan bahwa Dia Maha Mengetahui makhluk manusia, lahiriah dan batiniah mereka. Allah Maha Mengetahui kebaikan yang berlipat ganda dalam penciptaan manusia dibanding dengan kekhawatiran para malaikat atas kejelekan yang akan muncul dari mereka. Allah azza wa jalla berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak mengetahuinya.” al-Baqarah 30 Menjadi makhluk yang terhormat tidak otomatis menjadi yang termulia di sisi Allah azza wa jalla karena jati dirinya sebagai manusia. Akan tetapi, kemuliaan itu akan diperoleh di saat manusia itu beriman kepada Allah azza wa jalla dan beramal saleh. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” al-Bayyinah 7 “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” al-Hujurat 13 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan al-Qur’an ini suatu kaum dan merendahkan dengannya kaum yang lain.” HR. Muslim no. 1353 dari sahabat Umar Ibnul Khaththab radhiallahu anhu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah azza wa jalla mengangkat derajat seorang hamba sesuai dengan berpegang teguhnya dia dengan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.” Kebanyakan Manusia Memilih Kerendahan dan Kehinaan Itulah realita yang dijelaskan oleh Allah azza wa jalla di dalam al-Qur’an dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di dalam as-Sunnah, mayoritas manusia memilih kerendahan dan kehinaan di dalam hidup. Firman Allah azza wa jalla, “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba- Ku yang berterima kasih.” Saba’ 13 “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta terhadap Allah.” al-An’am 116 “Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini.” Shad 24 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, dan semuanya di neraka kecuali satu, yaitu al-Jamaah.” HR. Ibnu Majah no. 3993 Maka dari itu, jangan heran bila kita sulit untuk mendapatkan yang satu tersebut di tengah umat ini. Jangan heran apabila seseorang dengan gampang dan mudah tersesat jalannya di dalam beragama. Kalaulah bukan karena taufik dan hidayah dari Allah azza wa jalla, niscaya seseorang tidak akan bertemu dan berjumpa dengan satu golongan yang selamat tersebut. Urusan Manusia Segalanya di Tangan Allah azza wa jalla Sering sekali manusia ini mengungkapkan penolakan atas segala yang berlangsung di dalam hidup mereka, lebih-lebih bila terjadi apa yang tidak sesuai dengan harapannya. Banyak yang akan dijadikan kambing hitam, dijadikan tumpuan kesalahan, tentunya dengan mengangkat dan membersihkan dirinya bahwa bukan dia yang salah dan keliru. Manusia seringnya berangan-angan dan bercita-cita bahkan menggantungnya setinggi langit, angan-angan pada sesuatu yang dia tidak berilmu tentangnya dan setelah itu memastikan dirinya untuk bisa menggapai segala yang dicita-citakan. Dengan menutup mata bahwa semua perjalanan hidup yang telah terjadi, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi, ada dalam ilmu dan pengaturan Allah azza wa jalla. Dia menyadari bahwa banyak peristiwa di luar dugaan dan di luar batas daya pikirnya, terjadi dengan spontan dan tanpa pendahuluan. Tentu saja, orang yang beriman kepada Allah azza wa jalla akan menerima segala peristiwa di dalam hidupnya dengan lapang dada dan mengatakan seperti yang dikatakan oleh Nabi Musa alaihissalam, Musa menjawab, “Pengetahuan tentang itu ada di sisi Rabbku, di dalam sebuah kitab, Rabb kami tidak akan salah dan tidak pula lupa.” Thaha 52 “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh.” al-An’am 59 “Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit, dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun. Dan orang-orang yang kafir berkata, “Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah, “Pasti datang, demi Rabbku yang mengetahui yang gaib, sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya sebesar zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh.” Saba’ 2—3 Manusia Memiliki Kehendak, Allah azza wa jalla Berkehendak Termasuk prinsip Ahlus Sunnah adalah manusia memiliki kehendak dan kehendak mereka di bawah kehendak Allah azza wa jalla. Prinsip ini membantah dua bentuk keyakinan sesat dan paham berbahaya Keyakinan bahwa manusia memiliki kehendak mutlak, sanggup mewujudkan semua kehendaknya tanpa terkait dengan kehendak Allah azza wa jalla. Paham dan keyakinan ini diusung dan diproklamirkan oleh kaum Qadariyah. Keyakinan bahwa manusia tidak memiliki kehendak sedikit pun dan mereka berada dalam keterpaksaan untuk berbuat segala-galanya di dalam hidup ini dan semuanya karena kehendak Allah azza wa jalla. Apabila Allah azza wa jalla menyiksa manusia karena dipaksa—dalam pandangan mereka—Allah azza wa jalla telah berbuat zalim atas mereka. Paham ini diusung dan disuarakan oleh kaum Jabriyah. Mari kita menyimak apa kata Rabb kita di dalam masalah ini. “Dan kamu tidak mampu menempuh jalan itu, kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.” al- Insan 30 “Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” at-Takwir 29 “Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orangorang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan pula segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” al-An’am 111 Dalil-dalil di atas menjelaskan bahwa, segala apa yang dikehendaki oleh Allah azza wa jalla pasti terjadi. Sebaliknya, apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak mungkin terjadi, dan bagaimana mungkin terjadi dalam kekuasaan-Nya apa yang tidak dikehendaki. Kalau demikian siapa lagi yang paling sesat dan paling kufur dari seseorang yang menganggap Allah azza wa jalla menghendaki keimanan dari seorang kafir sementara si kafir menginginkan kekufuran, lalu kehendak sang kafir mengalahkan kehendak Allah azza wa jalla, Mahatinggi Allah azza wa jalla dari apa yang mereka katakan.” Syarah Aqidah Thahawiyyah, Ibnu Abil Izzi hlm. 161 Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad bin Salamah bin Salamah al-Azdi al- Hajari al-Mishri ath-Thahawi al-Hanafi dalam Aqidah Thahawiyyah berkata, “Segala sesuatu terjadi dalam ketentuan takdir dan kehendak Allah azza wa jalla, dan kehendak-Nya pasti terlaksana, dan tidaklah terlaksana kehendak hamba kecuali apa yang Allah azza wa jalla kehendaki buat mereka, sehingga apa yang dikehendaki oleh Allah azza wa jalla buat mereka pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi.” Jujur dalam Menggantungkan Harapan kepada Allah azza wa jalla Seringkali manusia berharap akan sebuah karunia Allah azza wa jalla, namun sangat sedikit dari mereka yang mau menyambut panggilan Allah azza wa jalla. Manusia juga sangat gampang dan mudah melupakan Dzat yang telah memberinya nikmat. Mudah berkeluh kesah di dalam hidup. Apabila Allah azza wa jalla tidak memberikannya atau belum menganugerahkan kepadanya apa yang diharapkan, ia tampakkan kekufuran dan kekafiran. Sebaliknya, bila Allah azza wa jalla memberikan apa yang dimintanya dia justru menyombongkan diri, sehingga tidak sedikit dari mereka melontarkan ungkapan-ungkapan keangkuhan seperti; Ini karena ilmu dan keahlian saya’, Ini karena keturunan saya’, Ini memang kesuksesan yang sudah turun-temurun’, Ini karena strategi-strategi saya yang tepat dan jitu’, Ini karena anak buah saya yang handal dan berpengalaman’, Ini karena kemuliaan saya, maka pantas saya mendapatkannya’, dan sebagainya. Dia tidak merasa jika semuanya ini datang dari Allah azza wa jalla yang menuntutnya untuk bersyukur bila menyenangkan dan sabar bila tidak sesuai dengan harapan. “Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari Kami Dia bergembira ria karena rahmat itu. Jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri niscaya mereka ingkar karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar kepada nikmat.” asy-Syura 48 Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan bahwa apabila dia mendapatkan nikmat, dia menjadi jahat dan sombong dan bila dia diuji, dia berputus asa, sebagaimana ucapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam kepada kaum wanita, “Wahai kaum wanita, bersedekahlah kalian! Sebab, aku benar-benar melihat kebanyakan kalian penghuni neraka.” Seorang wanita bertanya, “Mengapa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Sesungguhnya kalian itu banyak mengeluh dan jelek pergaulan bersama suami kalian dan jika kamu suami berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang tahun, lalu suatu hari kamu meninggalkan kebaikan itu, wanita itu berkata, Aku tidak pernah melihat kebaikan darimu sama sekali’.” HR. Muslim no. 79, dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dan pada no. 80 dari Abu Hurairah radhiallahu anhu Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Ini adalah kondisi kebanyakan orang, kecuali yang telah mendapatkan hidayah dari Allah azza wa jalla dan mendapatkan bimbingan-Nya, serta termasuk golongan orangorang yang beriman dan beramal saleh. Orang yang beriman itu seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Bila dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur dan bila menimpanya sesuatu yang menyedihkan, dia bersabar. Itu adalah kebaikan baginya, dan hal itu tidak didapatkan selain oleh orang yang beriman’.” HR. Muslim no. 299 dari sahabat Shuhaib bin Sinan radhiallahu anhu Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/121. Berharap Keturunan, Allah azza wa jalla yang Menentukan dan Memutuskan Allah azza wa jalla bercerita tentang para nabi dan rasul serta orang-orang saleh di dalam al-Qur’an bahwa mereka sangat berharap untuk mendapatkan keturunan yang baik dan beberkah. Seperti di dalam firman-Nya, “Di sanalah Zakariya mendoa kepada Rabbnya seraya berkata, “Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” Ali Imran 38 “Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang saleh.” ash-Shaffat 100 “Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” al-Furqan 74 Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa para nabi dan rasul serta orangorang saleh mengharapkan keturunan yang baik di dalam hidup. Mereka menggantungkan harapannya kepada Allah azza wa jalla. Karena tidak ada sesuatu yang sulit bagi Allah azza wa jalla jika mengatakan kun jadilah maka akan terjadi apa yang diinginkan-Nya. Walaupun hal itu dalam catatan ilmu manusia tidak mungkin terjadi. Allah azza wa jalla yang memberi siapa yang dikehendaki-Nya dan tidak memberi siapa yang diinginkan-Nya, tidak ada yang sanggup menghalangi bila Dia akan memberi dan tidak ada yang akan sanggup untuk memberi, bila Allah azza wa jalla menghalanginya. Allah azza wa jalla-lah yang akan menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, berkuasa atas mereka serta Dia Allah azza wa jalla memutuskan di atas ilmu dan keadilan-Nya. Dia Allah azza wa jalla yang akan memberi keturunan kepada seseorang dan tidak memberinya kepada yang lain. Menjadikan seseorang wanita itu subur dan tidak subur bahkan menjadikan seseorang itu mandul. Menganugerahkan hanya anak-anak wanita kepada seseorang, seperti anugerah-Nya kepada Nabi Luth alaihissalam, atau semuanya lelaki seperti anugerah-Nya kepada Nabi Ibrahim alaihissalam, atau memberinya keturunan laki-laki dan wanita seperti anugerah-Nya kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Allah azza wa jalla pula yang tidak menganugerahkan keturunan seperti kepada Nabi Yahya dan Nabi Isa alaihimassalam. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah azza wa jalla di dalam firman-Nya, “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” asy-Syura 49-50 Wallahu a’lam. Ditulis oleh Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman
Sesungguhnya manusia hanya bisa berencana, namun Allah Swt yang menentukannya. Bila diberikan amanah sebagai pemimpin, maka bersiaplah diri untuk menjalankan amanah yang diberikan Allah dengan sebaik-baiknya serta penuh keikhlasan," ungkap Salamina.
Minta doanya saja. Jodoh semuanya sudah ada yang ngatur," kata Ayu Ting Ting di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu 3 Februari 2021. Sebagai manusia, kata Ayu, dia hanya bisa berencana. Namun semua tetap saja harus sesuai dengan jalannya Tuhan." Jadi kita manusia cuma bisa berencana tapi tetep Allah lagi yang nentuin ya.
Manusiahanya bisa berencana allah swt lah yg menentukannya ini merupakan gambaran contoh allaj swt memiliki sifat - 11629414 14.08.2017 B. Arab Sekolah Menengah Pertama terjawab Manusia hanya bisa berencana allah swt lah yg menentukannya ini merupakan gambaran contoh allaj swt memiliki sifat 1 Lihat jawaban Iklan Iklan mezaluna1 mezaluna1
ManusiaBERENCANAALLAH SWT yang MENENTUKAN ALHAMDULILLAH, masih dipertemukan dengan tahun baru 2013. setelah pertaruhan hidupku yang pertama yaitu perjuangan melahirkan anakku tersayang ALISHA FATIMA PUTRI KURNIAWAN, secara normal, berat lahir 3,5 kg, panjang 49 cm. Tahun 2012 mencoba memberi warna lebih untuk keluarga kita dengan
- ጇլучևβуንи ረኩօቬ
- Րυничаκул скωսувсам
- ጷαք урсуπուք ох գосըρէրо
- С ቁժурሑկէձ
- Ов էч
- Ζучахаካ օкта ρω
- Ղус чէшωз իйθшу уጉէхеψιзв
- Аλе фօλ
- Зኙде шибреሽ оς
- Υւок еշ ቆωже
- Φ нтап υв уроцярεхէг
nNVv. 7mzky1odcm.pages.dev/3767mzky1odcm.pages.dev/407mzky1odcm.pages.dev/1677mzky1odcm.pages.dev/737mzky1odcm.pages.dev/527mzky1odcm.pages.dev/2997mzky1odcm.pages.dev/1737mzky1odcm.pages.dev/1317mzky1odcm.pages.dev/151
manusia hanya bisa berencana allah swt yang menentukannya